Sabtu, 25 November 2017

PERUSAHAAN YANG MENGGUNAKAN TEKNOLOGI SISTEM CERDAS

PERUSAHAAN YANG MENGGUNAKAN TEKNOLOGI SISTEM CERDAS



Apa itu Teknologi Sistem Cerdas?


Yaitu, keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang atau layanan yang diperlukan bagi kelangsungan, dan kenyamanan hidup manusia. Dan sistem cerdas itu sendiri adalah mesin yang mampu menirukan kemampuan manusia dalam poses pembuatan keputusan. Sistem cerdas juga mempelajari cara bertindak sehingga mampu mencapai tujuannya.



Penelitian dalam AI menyangkut pembuatan mesin untuk mengotomatisasikan tugas-tugas yang membutuhkan perilaku cerdas. Termasuk contohnya adalah pengendalian, perencanaan dan penjadwalan, kemampuan untuk menjawab diagnosa dan pertanyaan pelanggan, serta pengenalan tulisan tangan, suara dan wajah. Hal-hal seperti itu telah menjadi disiplin ilmu tersendiri, yang memusatkan perhatian pada penyediaan solusi masalah kehidupan yang nyata. Sistem AI sekarang ini sering digunakan dalam bidang ekonomi, obat-obatan, teknik dan militer, seperti yang telah dibangun dalam beberapa aplikasi perangkat lunak komputer rumah dan video game.Kecerdasan buatan ini bukan hanya ingin mengerti apa itu sistem kecerdasan, tetapi juga mengkonstruksinya. Tidak ada definisi yang memuaskan untuk kecerdasan. Kecerdasan berarti kemampuan untuk memperoleh pengetahuan dan menggunakannya atau kecerdasan yaitu apa yang diukur oleh sebuah “Test Kecerdasan”


Pada Tugas matakuliah Softskill Pengetahuan Teknologi Sistem Cerdas kali ini saya akan menulis tentang profil suatu perusahaan yang bergerak di bidang layanan musik streaming yang menggunakan teknologi system cerdas. Perusahaan yang akan saya bahas ialah Perusahaan Spotify .Spotify adalah layanan musik streaming, podcast dan video komersial Swedia yang menyediakan hak digital manajemen yang dilindungi konten dari label rekaman dan perusahaan media. Ini tersedia di sebagian besar Amerika, Eropa Barat dan Oseania. musik dapat diakses atau dicari oleh artis, album, genre, playlist, atau label rekaman.

Spotify beroperasi di bawah model bisnis freemium, dengan dua streaming musik tingkatan: Spotify Gratis (160kbit/s) dan Spotify Premium (hingga 320kbit/s). Dibayar langganan Premium menghapus iklan, meningkatkan kualitas audio dan memungkinkan pengguna untuk men-download musik untuk mendengarkan secara offline. Spotify diluncurkan pada September 2008 oleh Swedia startup Spotify AB.

VISI Perusahaan       : nikmati musik setiap saat dan di mana saja
MISI Perusahaan      : memberikan semua orang akses musik dengan apapun Yang                              mereka inginkan secara legal dan mudah

Spotify  Menggunakan Kecerdasan Buatan yang bernama Machine Learning untuk meningkatkan keakuratan dalam memberikan playlist pilihan kepada para penggunanya. Dengan playlist bernama Discover Weekly, Spotify akan merekomendasikan beberapa lagu yang kemungkinan akan disukai oleh pendengarnya.


referensi:



Jumat, 20 Oktober 2017

Robotik Yang Menerapkan AI dan Sistem Pakar

Aplikasi Sistem Pakar di Bidang Kedokteran





Bidang kedokteran sangat erat hubungannya dengan kesehatan. Penerapan sistem pakar pada bidang ini akan sangat membantu dalam kelangsungan hidup sesorang. Beberapa alat kedokteran saat ini sudah memanfaatkna sistem pakar.
Ada yang sebagai penentu keputusan dan ada juga yang bekerja untuk menyembuhkan suatu penyakit mulai yang sederhana hingga yang kronis. Contoh alat kedokteran yang menerapkan sistem pakar di dalamnya antara lain USG (ultrasonografi). Alat ini bekerja berdasarkan pantulan gelombang suara ultrasonik. Banyak digunakan untuk mendeteksi janin dalam kandungan. Alat ini bekerja dengan menerima input berupa suara yang lalu diolah menjadi sebuah informasi berupa visual.
Alat lain yang menerapkannya adalah pengukur kadar lemak dalam darah. Alat ini berfungsi untuk mengetahui kadar lemak dalam darah seseorang. Terlebih dahulu diberi input yang mendukung perhitungan. Perhitungan alat ini telah dirumuskan dengan rule base yang telah terprogram. Setelah input dimasukkan maka alat ini secara otomatis mengolah datanya dan hasilnya berupa keputusan.
Dengan alat tersebut memang membantu apabila tidak terjadi kesalahan. Tetapi jika adanya kesalahan dalam pengambilan keputusan maka menimbulkan korban jiwa. Hal ini yang tidak diinginkan dari penerapan sistem pakar pada dunia kesehatan.



Dari berbagai contoh sistem pakar di bidang kedokteran tampak beberapa keuntungan dan kerugian dalam penerapannya. Keuntungan dan kerugian inilah yang sebaiknya dicermati dalam pembuatan dan penggunaannya di bidang kedokteran ini.

Keuntungan yang dapat diambil antara lain:
a.          Membantu dalam menghasilkan keputusan berupa analisa suatu penyakit.
b.         Membantu tugas yang tidak dapat dilakukan secara manual oleh manusia.
c.          Memudahkan untuk penyembuhan.

Kerugian yang dapat terjadi antara lain:
a.          Error yang terjadi saat pengambilan keputusan.
b.         Rule base yang harus sesuai dengan kondisi setiap pasien.
c.          Efek samping dari tindakan yang dilakukan oleh alat.

Alat ini pembantu proses operasi berupa tampilan visual tubuh bagian dalam manusia. Dengan alat ini dokter atau ahli bedah tidak perlu melakukan pembedahan yang besar. Cukup melakukan luka sayatan kecil yang dapat dimasukkan kamera mini. Kamera mini tersebut menampilkan tampilan tubuh bagian dalam pada layar monitor. Dokter dapat berpedoman pada tampilan informasi berupa gambar bagian dalam tubuh pasien. Dengan begitu resiko yang dihadapi saat proses operasi dapat diminimalisir. Luka yang dihasilkan juga kecil bahkan bisa saja tidak tampak.
USG (ultrasonografi) juga dapat dimasukkan dalam katgori ini. Informasi yang dihasilkan berupa gambar visual. Dapat digunakan untuk melihat kondisi janin, penyakit (kista, dll), dan gangguan lainnya. Alat ini cukup aman karena tidak menimbulkan radiasi seperti sinar-x yang biasanya digunakan untuk rontgen. City scan juga merupakan penerapan system pakar, fungsinya mirip seperti rontgen. Informasi yang dihasilkan juga sama.

Seharusnya alat-alat yang dilengkapi sistem pakar pada bidang ini hanya bersifat membantu menghasilkan keputusan bukan secara otomatis melakukan tindakan. Bagaimana pun keputusan final tetap berada pada tangan ahlinya. Dan sistem pakar tercanggih adalah manusia. Sistem pakar yang diterapkan semata-mata hanya sebagai pendukung keputusan. Bila mana dimungkinkan untuk kerja otomatis, itu juga hanya mengerjakan input yang merupakan keputusan dari ahli di bidangnya (dokter/spesialis).


Senin, 29 Mei 2017

Artikel ITSM

Di masa lalu, banyak perusahaan yang membangun infrastruktur TI dan sekaligus menempatkannya sebagai technology backbone bagi pengembangan bisnisnya. Namun, ketika perusahaan mengalami perkembangan, menjadi lebih maju, lebih banyak pelanggannya, maka kebutuhan infrastruktur TI-nya juga ikut berkembang. Dampaknya, bukan saja infrastruktur TI-nya semakin luas, perangkat, sumber data dan aplikasi yang digunakannya pun semakin berjibun. Hal itu, tentu akan sangat mengganggu, karena jika tidak mampu dikelola dengan baik, dalam arti mengoptimalkan layanan TI, maka hal itu sekaligus akan menjadi beban. Sementara, mengelolanya pun bukan hal yang mudah, apalagi kalau tanpa menggunakan tools atau solusi yang tepat.
Padahal, perusahaan, dalam upayanya untuk bertahan dalam persaingan yang semakin hari semakin ketat, tentu membutuhkan, bukan saja kelincahan dalam menangani bisnis, melainkan juga meningkatkan pelayanannya kepada pelanggan, yang berarti secara internal harus terus-menerus meningkatkan efisiensi dan produktivitasnya.
Tantangannya menjadi bagaimana menyediakan layanan TI yang kompetitif di perusahaan secara menyeluruh, yang semakin memungkinkan setiap bagian di dalam perusahaan, baik bagian penjualan, inventori, administrasi, keuangan dan lainnya, mampu bekerja secara lebih efisien dan produktif, yang akhirnya mendorong peningkatkan pelayanannya kepada pelanggan.

Artinya, para CIO ( chief information officer ) dengan segenap jajarannya di lingkungan perusahaan harus mampu memberikan pelayanan TI secara efisien dan efektif, yang benar-benar dapat memenuhi kebutuhan bagian-bagian lainnya. Hal itu, bukan saja semakin menuntut dengan pemahaman bagian TI terhadap tujuan-tujuan bisnis, melainkan bagaimana orang-orang TI memiliki ukuran-ukuran kualitas layanan TI yang jelas, yang juga bisa menjadi ukuran bersama dalam meningkatkan daya saing perusahaan dan bisnisnya.
Orang TI tak bisa lagi hanya sekedar menyediakan infrastruktur dan aplikasi, melainkan bagaimana semua itu benar-benar tersedia, dengan kualitas layanan yang disepakati, sehingga secara nyata memberikan dukungan layanan yang optimal, sehingga setiap bagian lainnya juga mampu meningkatkan layanannya untuk pelanggan.
Seperti dinyatakan oleh Paul Muller , Market Development Manager, HP South Pacific , bahwa pengelolaan infrastruktur TI saja, kini tak lagi memadai. Melainkan semakin diperlukan pengelolaan layanan TI yang kualitasnya terukur, yang nantinya beranjak ke pengelolaan layanan bisnis ( business service management , BSM) yang konsisten, yang juga mempertimbangkan biaya. Lebih lanjut diungkapkan, bahwa tantangan berikutnya adalah bagaimana meningkatkan nilai infrastruktur menjadi nilai layanan bisnis.
ITSM, sebagai suatu solusi manajemen, jelas tidak hanya terkait dengan ketersediaan infrastruktur TI, melainkan bagaimana infrastruktur tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas layanan TI di lingkungan perusahaan, sehingga menjadi lebih efisien dan efektif, yang berujung pada kemampuan mengoptimalkan layanan kepada pelanggan, sambil menghemat biaya. Lanjutannya, perusahaan pun dapat dengan mudah membuat perencanaan (forecasting ) ke depan, termasuk juga mengambil berbagai keputusan bisnis yang lebih dinamis.

“ITSM bukan lagi suatu opsi bagi kalangan enterprise, melainkan telah menjadi suatu keharusan. Kami melihat semakin banyak perusahaan di berbagai negara di dunia yang mengadopsi konsep ITSM ini, yang definisinya dilihat dari sudut kepentingan pengguna, dan mengaitkannya dengan keuntungan bisnis suatu perusahaan,” ujar Steve Au-Yeung , Vice President, Software Global Business Unit, HP Asia Pacific and Japan .

Steve menegaskan hal itu berkaitan dengan diselenggarakannya HP OpenView ITSM Insight Days 2005, yang mengambil tema “Maintaining Tomorrow's Business Performance”. Kegiatan yang berlangsung selama dua hari, dari tanggal 19 hingga 20 Mei 2005 itu, diselenggarakan di Hotel Conrad, Bangkok, Thailand. Tujuannya adalah mendorong tingkat pemahaman terhadap konsep ITSM dan manfaat penerapannya di lingkungan perusahaan, termasuk up-dating berbagai perkembangan di seputar upaya HP dalam mengembangkan aplikasi ITSM (HP OpenView dan HP OpenCall), khususnya bagi kalangan perusahaan
Dalam menerapkan ITSM ini, HP bersandar pada konsep Adaptive Enterprise , yang secara esensial bagaimana menyelaraskan antara TI dan bisnis. Mengelola suatu Adaptive Enterprise jelas membutuhkan pengelolaan TI yang baik, yang dalam hal dengan memanfaatkan IT Infrastructure Library (ITIL). Ini merupakan kumpulan praktik terbaik (best practices ) dalam manajemen layanan yang membantu menurunkan biaya TI dan secara terus-menerus meningkatkan kualitas layanan yang bertujuan untuk mengoptimalkan nilai bisnis.
Sehingga dalam upayanya untuk memberikan dukungan pada perusahaan-perusahaan yang akan menerapkan ITSM ini, HP, yang menganut konsep adaptive enterprise , memiliki solusi manajemen yang bersifat end-to-end , yang disebut HP OpenView. OpenView dibangun berdasarkan standar industri, yang ditujukan untuk menyediakan suatu platformmanajemen adaptif yang bersifat umum dan sederhana, yang memungkinkan bisnis menjadi lebih lincah, meski berada dalam lingkungan yang heterogen.
OpenView mengandalkan suatu pendekatan manajemen layanan TI yang sangat luas diterima di lingkungan industri (ITIL) guna memberikan suatu pengelolaan layanan TI yang komprehensif, sehingga mampu mendorong efisiensi dan efektivitas penggunaan sistem informasi dalam pencapaian bisnis.
Menurut pendapat saya
Memang sangat diperlukannya peningkatan dalam  pelayanan suatu bisnis  masa kini guna mempertahankan bisnis nya pada masa era modern seperti ini. Dengan memberikan layanan yang optimal kepada konsumen atau pelanggan, serta  mengendalikan biaya seminimal mungkin. Dengan adanya pengel




http://www.helpdesksoftware.co.id/index.php/news/articles/102-penerapan-itsm-strategi-meningkatkan-kualitas-layanan

Kamis, 20 April 2017

ITSM Beserta Studi Kasus

ITSM (IT Service Management)

 Ialah merupakan semua proses yang digunakan untuk meningkatkan kualitas sesuai dengan tingkat level yang telah disepakati bersama pelanggan, guna memberi suatu layanan yang bernilai dan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan pelanggan.

A.   Partners/Suppliers
Memperhitungkan pentingnya mitra dan hubungan dengan suplier/pemasok external demi membangun kontribusi yang positif pada layanan.

B.    People
 berkaitan dengan bagaimana mengelola sumber daya manusia seperti staf TI, pelanggan dan stakeholder lainnya guna memenuhi kebutuhan layanan TI

C.    Product/Technology
memperhitungkan teknologi yang digunakan, perangkat keras & perangkat lunak,anggaran dan infrastruktur layanan TI.

D.   Proses
Berkaitan dengan menjaga proses layanan agar dapat di sampaikan kepada pengguna sesuai dengan aliran proses yang telah di rencanakan sehingga dapat memuaskan pelanggan.

Perspektif ITSM menjadi landasan untuk memberi kepuasan dalam menyelenggarakan layanan TI. Layanan yang berhasil dan bermanfaat bagi pengguna akan meningkatkan kualitas dan mutu layanan TI itu sendiri.

Manfaat yang dimiliki ITSM adalah:
·        menigkatkan kualitas penyediaan layanan; menyesuaikan biaya dan kualitas layanan;
·        menghasilkan layanan yang memenuhi kebutuhan dan tuntutan bisnis, pelanggan dan pengguna;
·        proses yang terintegrasi terpusat;
·        setiap orang mengetahui peran dan tanggung jawab dalam penyediaan layanan;
·        selalu belajar dari pengalaman;
·        dan dibuktikan dalam indikator kinerja.
Framework pada ITSM :

1.     ITIL (Information Technology Infrastructure Library)
Merupakan sebuah konsep dan teknik pengelolaan infrastruktur, pengembangan, serta operasi teknologi informasi. ITIL menekankan siklus hidup layanan yang disediakan oleh teknologi informasi dibagi menjadi 5 bagian :
a)     Service Strategy
Memberikan panduan kepada pengimpelemntasi bagaimana memandang konsep ITSM bukan hanya sebagai kemampuan organisasi (dalam memberikan, mengelola serta mengoperasikan layanan IT), tapi juga sebagai sebuah aset strategis perusahaan. Proses-proses yang dicakup dalam Service Strategy :
-            Service Portofolio Management.
-            Financial Management.
-            Demand Management.
b)     Service Design
Service Design memberikan panduan kepada organisasi TI untuk dapat secara sistematis dan best practice mendesain dan membangun layanan TI maupun implementasi ITSM itu sendiri. Proses-proses yang dicakup dalam Service Design yaitu:
-            Service Catalog Management.
-            Service Level Management.
-            Supplier Management.
-            Capacity Management.
-            Availability Management.
-            IT Service Continuity Management.
-            Information Security Management
c)     Service Transition.
Service Transition menyediakan panduan kepada organisasi TI untuk dapat mengembangkan serta kemampuan untuk mengubah hasil desain layanan TI baik yang baru maupun layanan TI yang diubah spesifikasinya ke dalam lingkungan operasional. Proses-proses yang dicakup dalam Service Transition yaitu:
-            Transition Planning and Support.
-            Change Management.
-            Service Asset & Configuration Management.
-            Release & Deployment Management.
-            Service Validation.
-            Evaluation.
-            Knowledge Management.
d)     Service Operation.
Service Operation merupakan tahapan lifecycle yang mencakup semua kegiatan operasional harian pengelolaan layanan-layanan TI. Di dalamnya terdapat berbagai panduan pada bagaimana mengelola layanan TI secara efisien dan efektif serta menjamin tingkat kinerja yang telah diperjanjikan dengan pelanggan sebelumnya. Proses-proses yang dicakup dalam Service Transition yaitu:
-            Event Management.
-            Incident Management.
-            Problem Management.
-            Request Fulfillment.
-            Access Management.

2.     Continual Service Improvement.
Continual Service Improvement (CSI) memberikan panduan penting dalam menyusun serta memelihara kualitas layanan dari proses desain, transisi dan pengoperasiannya.
CSI mengkombinasikan berbagai prinsip dan metode dari manajemen kualitas, salah satunya adalah Plan-Do-Check-Act (PDCA).
3.     ISO/IEC 20000 (Sistem Manajemen Layanan IT)
Merupakan standar internasional pertama untuk ITSM. Dimana dikembangkan untuk menyempurnakan ITIL.
4.     COBIT (Control Objective for Information and related Technology)
Menyediakan kebijakan yang jelas dan good practice untuk IT governance, membantu manajemen senior dalam memahami dan mengelola resiko-resiko yang berhubungan dengan IT.
COBIT menyediakan kerangka IT governance dan petunjuk control objective yang detail untuk manajemen, pemilik proses bisnis, user dan auditor.
Cobit memiliki 4 cakupan proses :
1)     Perencanaan dan organisasi (plan and organise).
2)     Pengadaan dan implementasi (acquire and implement).
3)     Pengantaran dan dukungan (deliver and support).
4)     Pengawasan dan evaluasi (monitor and evaluate).
Cobit Komponen :
·        Framework.
·        Process descriptions.
·        Control objectives.
·        Management guidelines.
·        Maturity models.

5.     Business Process Framework (eTOM)

Merupakan framework proses bisnis untuk penyedia layanan telekomunikasi. eTOM proses dibagi menjadi 3 yaitu :
1)     Strategy, Infrastructure & product.
2)     Operations.
3)     Enterprise Management.

6.     FitSM

FitSM merupakan standar ITSM yang digunakan untuk jasa layanan manajemen IT ringan.

7.     MOF (Microsoft Operations Framework)
Merupakan framework umum untuk fungsi manajemen dalam melakukan pengarahan untuk mengelola layanan berdasarkan teknologi Microsoft.

8.     Six Sigma
Six Sigma disebut strategi karena terfokus pada peningkatan kepuasan pelanggan.
Disebut disiplin ilmu karena mengikuti model formal,yaitu DMAIC ( Define, Measure, Analyze, Improve, Control ). Kesuksesan peningkatan kualitas dan kinerja bisnis, tergantung dari kemampuan untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah. 
Kemampuan ini adalah hal fundamental dalam filosofi six sigma.

Proses DMAIC :
a)     Define.
Define adalah fase menentukan masalah, menetapkan persyaratan-persyaratan pelanggan, dan membangun tim.
b)     Measure.
Measure adalah fase mengukur tingkat kinerja saat ini, sebelum mengukur tingkat kinerja biasanya terlebih dahulu melakukan analisis terhadap sistem pengukuran yang digunakan.
c)     Analyze.
Fase analisis (analyze) merupakan fase mencari dan menentukan akar atau penyebab dari suatu masalah.
d)     Improve.
Pengembangan (Improve) adalah fase meningkatkan proses dan menghilangkan sebab-sebab cacat.
e)     Control.
Pengendalian (Control) adalah fase mengendalikan kinerja proses (x) dan menjamin cacat tidak muncul kembali.


 Studi Kasus


      Antar organisasi tentunya akan saling bersaing untuk meningkatkan layanannya. Bagi penyedia layanan ini bersaing untuk memberikan layanan yang terbaik agar diminati oleh pelanggan adalah hal penting dalam bisnisnya. Persaingan ini didukung oleh kemajuan teknologi informasi yang selaras ikut berkembang pada saat ini.. Perkembangan teknologi ini semakin hari semakin kompleks yang memungkinkan segala sesuatu menjadi lebih cepat dan terjangkau hingga menyebabkan pelanggan juga memiliki hak atas permintaan yang lebih beragam.
       Keadaan ini membuat perusahaan memerlukan pendekatan yang lebih fleksibel untuk integrasai antara layanan TI dengan layanan konvensional perusahaan agar dapat bersaing dengan perusahaan lainnya yang serupa. Usaha untuk meningkatkan layanan TI ini tentunya bukan hal yang mudah, oleh karena itu dibutuhkan manajemen TI yang baik serta pengolahan informasi yang aman agar pemenuhan kebutuhan pelanggan oleh perusahaan dapat disampaikan tepat sasaran dan dapat memberikan solusi serta value bagi pelanggan.
       Information technology service management (ITSM) merupakan konsep manajemen dalam memberi layanan TI secara baik dan berhasil kepada pelanggan. ITSM meliputi semua proses yang digunakan untuk meningkatkan kualitas sesuai dengan tangkat level yang telah disepakati bersama pelanggan, guna memberi suatu 6 layanan yang bernilai dan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan pelanggan . Sistem, proses, dan strategi ITSM yang efektif dan efisien sangat penting bagi suksesnya penerapan TI. ITSM membahas inisiasi, desain, organisasi, kontrol, ketentuan, dukungan dan perbaikan layanan TI. Fokus dari ITSM menangani masalah operasional manajemen TI dalam organisasi bukan menangani proses pembuatan perangkat lunak tertentu serta membahas tentang keselarasan antara kebutuhan layanan TI dengan kebutuhan bisnis
Proses untuk meningkatkan dan mengelolah kualitas layanan TI dapat menggunakan manajemen ITSM untuk memastikan bahwa layanan didesain dan dikelolah sejalan dengan spesifikasinya.
       Dalam penerapan ITSM, dapat digunakan standar yang dapat membantu terarahnya pengukuran kinerja dan penilaian hasil kualitas layanan TI. ISO/IEC 20000 mmberikan standar untuk manajemen layanan TI yang dapat menentukan persyaratan minimum yang harus disiapkan oleh organisasi dalam sebuah proses menyediakan dan mengelolah layanan berkualitas tinggi. Proses yang ada pada ISO 20000 selaras dan saling melengkapi dengan proses ITIL.
       Salah satu aspek yang dinilai adalah kinerja perusahaan. Perusahaan yang berkinerja baik adalah perusahaan yang memiliki layanan handal, efisien, dan fokus pada pelanggan. ISO/IEC 20000 berpedoman untuk mencapai tujuan tersebut. ISO/IEC 20000 adalah mekanisme bagi penyedia layanan untuk memvalidasi kemampuan dalam memberikan layanan TI. Tujuan 10 ISO/IEC 20000 adalah mengurangi gangguan layanan dan meningkatkan kepuasan pelanggan melalui penyediaan layanan TI yang lebih baik (Wardani, 2007). ISO/IEC 20000 merupakan standar internasional yang memungkinkan sebuah organisasi untuk mendemonstrasikan keunggulan dan terbukti dapat menyajikan IT service management yang terbaik.
Sertifikasi ISO/IEC 20000 sangat penting bagi perusahaan karena mampu memberikan beberapa manfaat diantaranya adalah sebagai berikut:

(1) Menunjukkan komitmen perusahaan dan meningkatkan daya saing
Sertifikat ISO/IEC 20000 dapat meningkatkan citra perusahaan akan komitmennya terhadap kualitas layanan TI yang diberikan. Jika standar ISO 9000 menunjukkan komitmen perusahaan akan sistem manajemen mutu yang baik, maka ISO/IEC 20000 merupakan komitmen mutu yang baik dalam penyelenggaraan layanan TI. Pencapaian ini akan meningkatkan daya saing perusahaan di mata pelanggan.

(2) Menunjukkan kemampuan perusahaan dalam audit.
Sertifikat ISO/IEC 20000 membuktikan bahwa penyedia layanan TI mampu memberikan layanan yang memenuhi kebutuhan pengguna. Di dalam standar ISO/IEC 20000 terdapat spesifikasi agar layanan yang diberikan memiliki kualitas yang dapat diterima oleh pelanggan. Sertifikat ISO 20000 mampu membuktikan kepada auditor bahwa layanan TI dikelola dengan baik dan kualitasnya dapat diterima oleh pelanggan. ISO 20000 menekankan pendekatan proses pada pengelolaan layanan TI, sehingga hal ini memberikan jaminan bahwa data yang dihasilkan oleh proses yang benar adalah data yang valid dan mereduksi keraguan auditor atas data yang diaudit.

(3) Memenuhi persyaratan tender.
Standar ini wajib dimiliki oleh peyedia layanan eksternal yang ingin mengikuti tender. Beberapa tender mensyaratkan agar penyedia layanan telah tersertifikasi ISO/IEC 20000.

(4) Memberikan kerangka kerja peningkatan layanan TI, mengurangi risiko dan biaya layanan TI.
Dengan mempraktikkan manajemen sistem layanan yang baik seperti yang ditetapkan dalam ISO/IEC 20000, diharapkan perusahaan dapat melakukan peningkatan dalam kualitas layanannya, melakukan penghematan biaya dan meningkatkan efisiensi, menghasilkan pengurangan resiko yang mungkin ditimbulkan oleh layanan TI dan mendorong perbaikan layanan TI secara terusmenerus.